Back to my habitat

Tak terasa sudah sebulan lebih saya kembali ke Indonesia, namun terkadang masih terbawa juga dalam mimpi suasana Darfur yang telah saya tinggalkan itu. Memang, setahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah tugas di wilayah konflik perang saudara, apalagi ini lokasinya berada di daerah gurun afrika sana. Terkadang saya juga masih harus menjawab email rekan-rekan FPU yang telah menggantikan saya di Darfur sana dan itu semua memang saya lakukan dengan sepenuh hati untuk membantu kesulitan rekan-rekan FPU pengganti. Selama saya masih bisa membantu, maka sepenuhnya akan saya lakukan, walaupun hanya sebatas saran dan celotehan lewat email atau FB aja. Hal ini semata-mata karena saya sadari sepenuhnya bahwa kesulitan akan selalu dihadapi oleh rekan-rekan FPU pengganti sebagaimana saya dulu sebagai FPU Indonesia pioner.
Setelah tiba di Indonesia dan mendapat cuti dari Mabes Polri selama 12 hari kerja, maka rutinitas kerja di habitat lama saya yaitu Sekolah Bahasa Polri telah menanti. Di Sebasa saya sudah bertugas selama 4 tahun walaupun 7 bulan saya ditugaskan ke UNDSS di Nias, 6 bulan ditugaskan di UNDP Banda Aceh dan setahun ditugaskan di FPU Indonesia UNAMID Darfur-Sudan. Jadi, selama 4 tahun dinas di Sebasa, maka hampir separonya saya ditugaskan di luar Sebasa.
Ketika saya mendapat kesempatan cuti selama 12 hari kerja, maka sepenuhnya waktu saya gunakan untuk keluarga. Ya, tugas rutin yang telah lama saya tinggalkan akhirnya harus saya kerjakan lagi. Apa itu? Yaitu tugas rutin momong anak-anak. Dulu sebelum saya sering meninggalkan keluarga, hampir setiap hari selalu momong anak teruatama bila sudah selesai tugas kantor. Tugas ini sekilas gampang, tapi ternyata butuh kesabaran dan ketelatenan, mengingat anak-anak saya ini semuanya masih balita dan butuh ekstra pengawasan. Jadi, ketika waktu cuti tiba, maka sepenuhnya waktu menjadi milik anak-anak dan istri yang telah saya tinggalkan selama ini.
Setelah cuti selesai, akhirnya saya harus kembali ke habitat aslinya di Sekolah Bahasa Polri sebagai gadik Bahasa Inggris. Untungnya saat ini siswa sudah selesai semua dan prodik baru akan dimulai awal Januari 2010 nanti, jadi masih bisa istirahat sebentarlah untuk recovery.
Saat ini sedang diadakan training Peningkatan Kemampuan Gadik Bahasa oleh ICITAP dengan mengirimkan tenaga instruktur native speaker Ms. Maura Phelan. Materi yang diajarkan seputar Kurikulum, Bahan Ajaran Bahasa, dan Lesson Plan. Hampir semua materi mengambil referensi dari sistem pengajaran bahasa asing (Inggris) di Amerika, Canada dan Eropa. Jadi dengan pelatihan ini maka bagi saya juga merupakan keuntungan tersendiri untuk peningkatan kualitas dalam mengajar, khususnya bahasa Inggris.
Kegiatan belajar selama pelatihan ini lebih banyak suasana santainya namun tetap serius, sehingga tidak menyebabkan kebosanan, apalagi yang mengajar Ms. Maura, kalau siswanya ngantuk berarti sudah kebangeten sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya