AFF Final Soccer 2010

Euforia kemenangan Timnas Indonesia dalam 5 laga terakhir selama AFF Cup berlangsung rupanya telah membangkitkan semangat nasionalisme orang Indonesia di seluruh penjuru dunia. Saking semangatnya dalam mendukung Timnas Indonesia, beberapa kawan saya yang tinggal di luar negeripun mulai sadar bahwa negeri kita tercinta Indonesia ternyata masih menyisakan secercah harapan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa ini melalui dunia olah raga yaitu sepak bola. Semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan bawah seperti pemulung, tukang becak, tukang batu/kuli sampai level paling atas di Republik ini yaitu Presiden SBY ikut larut dalam euforia kemenangan Timnas Indonesia selama event AFF Cup 2010 berlangsung. Apalagi semenjak dua nama pemain naturalisasi Christian "El Loco" Gonzales dan Irfan Harrys Bachdim ikut mengangkat citra sepakbola nasional Indonesia, maka seolah Timnas kita sudah sejajar dengan Juara Dunia Spanyol. Peran media TV, Koran yang demikian hebatnya mengulas keberhasilan Timnas Indonesia dalam laga AFF Cup 2010 yang tidak pernah terkalahkan, semakin menambah keyakinan para supporter kita bahwa Timnas kita memang sudah selayaknya "go international" menuju World Cup. Disisi lain, euforia ini juga berimbas pada meningkatkan omzet penjualan atribut Timnas Indonesia berupa kaos, syal, topi dan pernak-pernik lainnya sehingga secara tidak langsung ikut meningkatkan kesejahteraan para pedagang, baik yang pedagang dadakan maupun pedagang tulen. Beberapa orang telah banting setir untuk menjual pernak-pernik atribut Timnas Indonesia dan hasilnya cukup menjanjikan walaupun hanya untuk waktu sesaat. Lumayanlah untuk menutupi kebutuhan sehari-hari menjelang tahun baru 2011. Yang tak kalah menariknya, moment ini juga dimanfaatkan oleh beberapa politikus dari parpol tertentu untuk mencari simpati ataupun sekedar sensasi murahan dengan mendompleng nama Timnas dalam laga AFF Cup 2010 ini. Hal ini bisa dilihat dari berbagai acara ceremonial yang diselenggarakan diluar jadwal kegiatan Timnas yang telah dirancang secara matang oleh Coach Alfred Riedl, termasuk terpampangnya banner besar dari beberapa tokoh politik antara lain Hatta Rajasa, Abu Rizal Bakrie dan juga yang tak mau kalah ada SBY serta Nurdin Halid. Kayaknya ini merupakan salah satu promosi termurah untuk mengiklankan diri kepada semua khalayak, termasuk di stadion Bukit Jalil KL yang kalau dipikir secara nalar tentunya tidak ada kaitannya dengan perpolitikan dalam negeri Indonesia, walaupun akhirnya Timnas Indonesia harus menyerah kalah telak 0-3 dari Timnas Malaysia. Disini lain, amburadulnya managemen PSSI dalam menangani masalah penjualan tiket pertandingan semakin menambah keyakinan masyarakat luas bahwa PSSI sudah saatnya direformasi, sehingga bisa lebih profesional dalam menangani persepakbolaan nasional. Masak mengurus tiket aja gak becus? Gimana mau menjadi tuan rumah Piala Dunia?????? Antusias masyarakat pecinta sepak bola yang demikian besar ternyata tidak bisa dikelola dengan baik oleh PSSI.
Nah, apa hubungannya semua ini dengan kegiatan saya sebagai UNDSS Security Officer? Memang secara langsung saya beserta Ops Team UNDSS Indonesia tidak terlibat dalam event AFF Cup 2010 ini. Tapi, karena bidang tugas saya berkaitan dengan masalah keamanan dan keselamatan staf PBB dan semua aset-asetnya, maka sudah menjadi kewajiban saya beserta Ops Team UNDSS Indonesia untuk memberikan pelayanan kepada semua staf PBB khususnya yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama berkaitan dengan diselenggarakannya event besar AFF Cup 2010 yang bakal dihadiri oleh puluhan ribu orang dan kemungkinan besar akan menimbulkan kerusuhan. Untuk itulah saya beserta Ops Team UNDSS-I selalu memantau perkembangan situasi keamanan di Jakarta selama Final AFF Cup 2010 ini dan selanjutnya bila diperlukan harus memberikan advisory kepada semua UN agency untuk mengurangi resiko yang dapat merugikan UN Agency ataupun UN staff itu sendiri. Berbagai informasi baik dari media elektronik, media cetak dan sumber dari Kepolisian sendiri selalu kita himpun dan selanjutnya kita lakukan assessment untuk dijadikan bahan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi semua staf PBB terutama yang berkaitan dengan masalah keamanan dan keselamatan. Dari pagi sampai malam saya terus memantau situasi keamanan yang berkaitan dengan laga Final AFF Cup 2010 di Gelora Bung Karno. Sambil menikmati siaran langsung pertandingan Final AFF Cup 2010 antara Indonesia dan Malaysia yang disiarkan langsung oleh RCTI saya juga buka-buka chanel TV lainnya yang menyiarkan berita seputar situasi di Senayan.
Alhamdulillah, pertandingan final antara Indonesia dan Malaysia akhirnya selesai dengan kemenangan 2-1 untuk TimNas Merah Putih, walaupun akhirnya gagal meraih trophy juara karena kalah agregat gol 4-2 dengan Malaysia. Apa yang diramalkan bakal terjadi kerusuhan ternyata tidak terbukti dan semua berjalan lancar tanpa adanya amuk suporter seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Tentunya hal ini juga membuat kami UNDSS-I Ops Team ikut gembira karena situasi keamanan sangat kondusif dan tidak terjadi kekacauan setelah Indonesia gagal meraih trophy juara. Hal ini dapat dimaklumi, karena sebagian staf UN/PBB juga maniak bola dan mereka ada juga yang nekat menonton langsung pertandingan di Gelora Bung Karno, apalagi euforia kehebatan TimNas besutan Alfred Ridle ini telah membius semua kalangan masyarakat mulai dari tukang sampah sampai Presiden. Penampilan TimNas Merah Putih yang selama ini memukau telah membuat semua lapisan masyarakat tumpah ruah menjadi satu mencintai negerinya tercinta lewat sepak bola.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya