Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharjo


Konsep pemikiran budaya Jawa "Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Kerta Raharjo" adalah sebuah pola pikir yang terintegritasi (integrated concept) yang dituangkan sebagai perwujudan rasa syukur kepada ALLOH SWT atas segala limpahan rahmatNya berupa kesuburan tanah di Pulau Jawa dan keindahan alamnya serta kelengkapan aneka ragam flora dan faunanya. Oleh para orang tua kita, perwujudan rasa syukur ini dituangkan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep Tata Tentrem Kerta Raharjo. Konsep ini mengajarkan agar kita selalu menjaga ketertiban (tertata) baik dalam kehidupan di masyarakat maupun dalam rumah kita sendiri yang dimulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Harapannya adalah agar terjadi keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan rumah kita sendiri sampai tataran yang paling luas yaitu negara. Tentrem adalah suatu kondisi atau keadaan yang membuat setiap orang merasa nyaman, tenang dan senang untuk menikmati kondisi tersebut karena tidak ada hal yang menyebabkan timbulnya gangguan yang menyebabkan orang tersebut menjadi terusik dan merasa tidak nyaman lagi. Kondisi Tentrem ini hanya bisa terwujud apabila konsep Tata (Tertata) tadi sudah bisa dijalankan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Kerta Raharjo mengandung makna sebuah negara yang adil dan makmur karena banyak mensyukuri nikmat ALLOH SWT sehingga setiap hari makin bertambah nikmat itu. Konsep ini sebenarnya sudah sesuai dengan konsep Islam yaitu untuk memuwujudkan "Baldatun Toyyibatun Warrofun Ghafur" yaitu sebuah negara yang baik dan dalam ampunan serta rahmat ALLOH SWT. Apakah kita masih bisa mewujudkan sebuah cita-cita luhur itu tadi? Yaitu mewujudkan sebuah negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan selalu dalam ampunan dan rahmat ALLOH SWT. Jawabnya pasti beragam. Bagi orang yang beriman, pasti dia tidak akan pesimis untuk bisa mewujudkan cita-cita luhur itu, karena pesimis itu sama artinya dengan berputus asa dari rahmat ALLOH SWT dan ini adalah termasuk perbuatan dosa. Sebagai orang beriman pasti optimis untuk bisa mewujudkan cita-cita luhur tersebut sebagaimana konsep orang beriman "Man Jada Wa Jadda" (Barangsiapa bersungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasilnya). Sebaliknya bagi yang tidak beriman, rasa pesimisnya akan didahulukan sehingga secara tidak langsung ini berarti berburuk sangka kepada ALLOH SWT dan akhirnya hal tersebut betul-betul terjadi, sebagaimana ALLOH SWT berfirman dalam Hadits Hudsi yang artinya "Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hambaKu. Bila hambaKu menyangka baik maka akan Kuberikan kebaikan, bila hambaKu menyangka buruk maka akan Kuberikan keburukan".

Sebenarnya ini adalah sebuah pilihan yang jelas, tinggal kita mau pilih yang mana. Mau dapat kebaikan tinggal perbanyak saja berbaik sangka, mau cari keburukan tinggal berburuk sangka saja. Indonesia akan berubah menjadi lebih baik bila anda semua memang punya kemauan keras untuk merubahnya menjadi lebih baik.Hayo, silakan pilih yang mana, terserah anda saja...............

Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya