Kunjungan Keith Ellison, anggota kongres Amerika Serikat ke Darfur

Mendengar nama salah satu anggota kongres AS yang bernama Keith Ellison, saya jadi teringat sebuah buku milik kawan saya "mas Wahyu Nugroho" yang berjudul "Seeking Truth Finding Islam" karangan Anwar Holid yang diterbitkan oleh Mizania. Keith Ellison menjadi salah satu figure Muslim AS yang diceritakan sepak terjangnya dalam karir politiknya hingga akhirnya dia memilih menjadi Mualaf serta apa aktifitasnya setelah menjadi Mualaf.
Dalam buku tersebuat diceritakan pula bahwa Keith Ellison adalah seorang Mualaf dan satu-satunya Muslim pertama yang menjadi anggota Kongres AS dari Partai Demokrat-Petani-Buruh (Democratic-Farmer-Labor Party, DFL). Keith Ellison dilahirkan di Detroit, Michigan pada tanggal 4 Agustus 1963, nama lengkapnya Keith Maurice Ellison.
Keith Ellison menjadi Mualaf pada umur 19 tahun saat kuliah di Wayne State University, tahun 1983. Dia begitu terilhami oleh buku "The Autobiography of Malcom X", salah satu tokoh Muslim Kulit Hitam dari Amerika Serikat. Ditambah pertemanan dengan sesama mahasiswa di sana yang telah mempraktikkan agama Islam, akhirnya memantapkan dia untuk pindah keyakinan menjadi Muslim.
Keith Ellison pertama kali muncul sebagai kandidat untuk jabatan publik pada tahun 1998, sewaktu mencalonkan diri untuk mendapat nominasi dari DFL agar jadi anggota dewan legislatif Negara Bagian Minnesota. Dia mendaftar sebagai Keith Ellison Muhammad. Jabatan publik baru benar-benar dipegangnya ketika pada tahun 2002 dia terpilih sebagai anggota legislatif Minnesota sesi ke-83, sebagai wakil untuk distrik 58B. Dua tahun berikutnya (2004), dia terpilih lagi sebagai anggota legislatif Minnesota ke-84 dengan memenangkan 84% suara.
Pencalonan ke kursi Kongres AS terbuka setelah Martin Olav Sabo mengundurkan diri karena pensiun dari Kongres. Dia adalah veteran politik Partai DFL Minnesota yang terus-menerus menjadi anggota Kongres hampir tiga dekade.
Dia terpilih jadi anggota Kongres AS ketika berumur 43 tahun, berprofesi sebagai pengacara. Dia berhasil mematahkan serangan personal terhadap dirinya, menjelaskan posisi terhadap berbagai organisasi Islam, bahkan yang paling dicurigai sekalipun, memberi tahu siapa yang mendanai kampanyenya, menyerukan penarikan mundur pasukan AS dari Irak, mencari dukungan dengan platform populis (membela kepentingan masyarakat umum). Dia juga mengkritik pemerintahan Bush dalam "perang melawan teror". "Saya pikir keamanan kita di dunia ini dan perjuangan kita melawan terorisme harus dimulai dengan gagasan bahwa Amerika adalah negara demokratis yang membela kepentingan HAM di antara proses semua itu. Anda harus mengijinkan orang untuk menghadapi hambatan mereka", kata Ellison.
Pada hari Kamis, 6 Agustus 2009 kemarin, Keith Ellison mengadakan kunjungan sehari ke wilayah Darfur Utara dimana dia mengulangi pernyataan kebulatan tekad AS untuk mendukung upaya mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama 6 tahun. Tiga hari sebelum kedatangan Keith Ellison, FPU Indonesia mendapat email dari Mr. Francis Tumushabe, Deputy Chief of Operations UNAMID Police Operations MHQ, yang isinya bahwa pihak AS melalui Kedubes AS di Khartoum meminta pengawalan khusus terhadap Keith Ellison oleh FPU Indonesia. Hal ini tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat kami FPU Indonesia karena telah mendapat kepercayaan dari AS sebagai negara Super Power untuk mengawal anggota Kongres AS yang akan mengadakan kunjungan ke Darfur, padahal di El Fasher masih banyak juga militer dari negara-negara Afrika, seperti Rwanda Batalion, Gambia Batalion, Senegal Batalion, dll.
Keith Ellison beserta rombongannya tiba di bandara internasional El Fasher Darfur Sudan sekitar jam 09.15 dengan menggunakan penerbangan pesawat UN disambut oleh Advance Team UNAMID, ARSO Lass, USAID Wavomba dan UNAMID Police. Dalam kunjungan kali ini, Ellison mengadakan pertemuan dengan Wali Darfur Utara, Joint Special Representative (JSR) UNAMID, perwakilan dari Organisasi Kemanusiaan dan kunjungan ke Zam Zam Internally Displaced Persons (IDPs) camp, yang berjarak sekitar 14 kilometer selatan El-Fasher. Dengan pengawalan FPU Indonesia, rombongan meninggalkan bandara langsung menuju ke kantor Wali Darfur Utara untuk mengadakan pertemuan dengan Wali Darfur Utara. Pertemuan berlangsung cukup hangat walaupun singkat sekitar 30 menit. Selanjutnya rombongan Keith Ellison melanjutkan perjalanan ke kamp pengungsi Zam Zam yang berjarak sekitar 14 km dari kota El Fasher. Zam Zam IDP Camp merupakan salah satu IDP Camp yang terbesar di wilayah Darfur Utara dan dihuni hampir 43 ribu jiwa. Dalam kesempatan ini, Keith Ellison juga sempat mengadakan tatap muka dengan para pengungsi dan sekaligus melakukan penanaman pohon sebagai simbul perdamaian dan penghijauan. Kunjungan di IDP Camp Zam Zam ini berlangsung cukup lama sekitar 2,5 jam. Tepat pukul 13.00 rombongan meninggalkan IDP Camp Zam Zam untuk selanjutnya mengikuti pertemuan dengan UN Office for Coordination of HUmanitarian Affairs (UN OCHA) bertempat di US Embassy Green House dan dilanjutkan dengan acara makan siang. Acara pertemuan dengan UN OCHA dan makan siang selesai pukul 14.30 dan selanjutnya rombongan bergerak menuju ke markas besar UNAMID untuk mengadakan pertemuan dengan Joint Special Representative (JSR) Rudolf Adada, Force Commander, Civil and Political Affairs Officers. Dalam pertemuan dengan para pejabat UNAMID ini banyak disampaikan oleh Keith Ellison tentang kemungkinan besar bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi perang dari masyarakat Amerika dan diperlukan fasilitas dari UNAMID untuk dapat menyalurkannya sesuai sasarannya. Sebaliknya UNAMID sangat berterima kasih sekali atas adanya kunjungan ini, sehingga diharapkan kesulitan yang dihadapi oleh UNAMID dalam misi kemanusiaan ini bisa diatasi melalui bantuan rakyat Amerika dan pemerintah Amerika. Joint Special Representative (JSR), Mr. Rodolphe Adada memberikan penjelasan singkat kepada Ellison tentang perkembangan misi UNAMID, termasuk masalah politik, masalah kemanusiaan, HAM dan situasi keamanan di Darfur. Ellison mengatakan bahwa masalah Darfur adalah salah satu isu penting yang menjadi perhatian Kongres AS dan akan tetap terus diperhatikan. Dia menambahkan bahwa kunjungannya adalah untuk melihat langsung situasi para pengungsi yang sebenarnya di Darfur.
Kunjungan Kongres AS ini dipandang oleh Khartoum sebagai sebuah kesempatan untuk lebih meyakinkan para anggota Kongres AS bahwa Khartoum sedang mengupayakan usaha penyelesaian konflik dan melindungi para pengungsi serta mengupayakannya untuk bisa kembali lagi ke tempat tinggalnya. Sudan sedang berupaya untuk menormalakn kembali hubungannya dengan Washington serta berupaya untuk mengakhiri sanksi ekonomi yang telah diterapkan sejak 1993.
Adada dalam sambutannya menjelaskan peran penting UNAMID dalam proses perdamaian di Darfur yang sedang berlangsung sampai saat ini. "UNAMID saat ini sedang berkembang untuk menjadi penyeru perdamaian di Darfur. Disamping itu, UNAMID juga menjadi alat pencegah terjadinya berbagai tindak kekerasan terhadap masyarakat sipil", kata Adada. "Telah terjadi penurunan jumlah kematian beberapa bulan terakhir, tapi hilangnya satu nyawa itu sudah terlalu banyak", kata Adada lebih lanjut.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang pemilu tahun depan di Sudan dan imasnya di Darfur, termasuk kendala pendataan para pemilih yang dijadwalkan bulan Nopember depan. Dalam pertemuannya dengan Wali Darfur Utara, Idriss Abdallah Hassan, Ellison memuji kerjasama yang telah dijalin oleh Pemerintah Sudan di Darfur dengan pihak UNAMID dalam menjaga stabilitas keamanan masyarakat pengungsi di IDP Camp.
"Saya yakin dan percaya dengan komitment AS dalam usahanya untuk mengembalikan hubungan baik dengan Sudan yang saling menghormati, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Barack Obama", kata Ellison.


Salam dari El Fasher Darfur-Sudan

sumber : Seeking Truth Finding Islam dan Sudan tribune

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya