Hubbub...Hubbub....

Kondisi cuaca di medan gurun pasir seperti di El Fasher Darfur ini sangat sulit diprediksi, apalagi akhir-akhir ini cuaca di tempat kami FPU Indonesia tinggal, mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakramahan. Dalam beberapa hari terakhir sering kita jumpai badai gurun yang luar biasa, sehingga kadang membuat kita yang melihat jadi ngeri. Badai gurun ini biasanya diakibatkan oleh tiupan angin yang kencang sehingga menghasilkan pusaran yang besar pula dan karena yang dibawa itu adalah pasir yang jumlahnya jutaan meter kubik maka bisa dibayangkan bila mengenai badan kita. Perbedaan cuaca saat ada habub dengan saat cuaca cerah sangat kontras sekali. Bila cuaca lagi bersahabat (cerah) maka bisa dilihat betapa birunya langit di El Fasher ini, namun sebaliknya, bila si Habub ini lagi mengamuk, ehhmmm, jangan harap lihat langit biru, yang ada hanya awan gelap menguning yang membawa jutaan kubik pasir terbang bersama angin.
Saat ini sudah memasuki bulan Februari dan biasanya menjelang awal Maret cuaca akan semakin meningkat suhunya berkisar antara 25 - 38 derajat dari pagi hingga sore hari dan juga tiupan angin mulai kencang. Namun bila di malam hari dan pagi hari suhu saat ini sudah tidak sedingin bulan-bulan sebelumnya.

Orang Sudan sendiri menamai badai gurun ini dengan "Habub" atau dalam bahasa inggris "Hubbub" yang artinya keributan, kebisingan, keriuhan. Memang kalau saatnya si HABUB ini sudah marah, semua langit gelap menguning seperti saat Gunung Kelud meletus dulu yang membawa hujan pasir sampai daerah sekitarnya Blitar, Kediri, Tulungagung, dll.
Dan yang paling berbahaya bila saat kita berpatroli di IDP Camp yang mayoritas daerahnya berpasir. Akibatnya, ada beberapa anggota pasukan yang sakit matanya karena "kelilipen". Wong kelilipen sebutir pasir aja sakitnya bukan main, apalagi ini kelilipan "lesus" yang besar yang berisi pasir..... wow.....bisa rembes matanya......
Untungnya,(halahh..sudah kelilipen pasir kok masih juga untung yaaa....?) pasukan FPU Indonesia dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai untuk menghadapi badai gurun ini, seperti : kacamata Google dan masker untuk menutup hidung.
Satu hal yang paling berat dalam menjalankan tugas ini adalah menghadapi ganasnya cuaca di gurun. Setiap hari cuaca tidak bisa diprediksi, kadang cerah, kadang panas dan muncul habub kadang dingin. Bahkan kalo cuaca lagi ekstrim (dingin sekali) kulit ini terasa sangat kasar dan kering, sehingga menimbulkan rasa gatal, dan kalo udah gatal, obatnya tidak ada lagi yang lebih mujarab kecuali ya harus digaruk-garuk, he..he..he..he.. Terus kalo udah digaruk-garuk, saking enaknya gak terasa kalo akhirnya lecet, jadilah luka koreng-en. Hiiiii......korengen, toolooonggg........
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita sejak berangkat sudah harus mempersiapkan barang-barang yang menjadi kebutuhan kita sendiri selama di medan gurun, seperti : lotion untuk pelembab kulit, vit-C untuk meningkatkan ketahanan tubuh, baju dingin, dll. Barang-barang ini kalau dibeli di Sudan harganya bisa 3 x lipat dari Indonesia, makanya kita lebih baik bawa sendiri barang-barang tersebut. Hal ini bisa dimaklumi, karena El Fasher ini jauh sekali dari pelabuhan Port Sudan dan juga jauh dari Khartoum. Penerbangan dari Khartoum ke Port Sudan aja butuh waktu 1 jam 15 menit dengan pesawat jenis MD81 dengan kecepatan sekitar 850km/jam, dan bila menggunakan jalur darat bisa ditempuh dalam waktu 1 minggu, dengan segala resikonya, termasuk dirampok di jalan oleh para milisi pemberontak. Wah, makanya harga-harga di sini muahal sekaliiiiiii.........



Inilah Darfur.....khususnya El Fasher.......



Sekian


Salam dari EFA

Komentar

YnR mengatakan…
berarti lek masak nggawe masker juga oom...
hsoegiharto70 mengatakan…
karangwaru...
kalo masak gak perlu pakai masker..
kan masaknya di dapur yang tertutup.....
Anonim mengatakan…
Bang, buka toko material aja disana ? Itung2 sampingan buat nambah2 uang jajan. He..........6X
(ambarita)
hsoegiharto70 mengatakan…
Lai, kalo bikin toko material udah juga yaa.....
copied your advice...hehehhehe
ardin mengatakan…
Ati - ati Ndan,nek nonton film tornado amerika, omah,sapi,mobil do mumbul kabeh...

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya