Lebaran di Mission Area El Fasher

Minggu, 20 September 2009 adalah hari bersejarah bagi kami anggota FPU Indonesia yang sedang bertugas di El Fasher Darfur Sudan, karena pada hari ini kita semua yang beragama Islam bisa merayakan Idul Fitri bersama di lingkungan Garuda Camp. Tak terasa ternyata sudah sebulan penuh puasa Ramadan telah dilaksanakan dan sekarang telah meninggalkan kita. Melaksanakan puasa Ramadan di El Fasher Darfur rasanya memang lebih berat, karena di bulan September ini cuaca panas dan badai gurun (Haboob) mulai tiba. Sehingga ujian bagi kami yang berpuasa memang betul-betul terasa sekali, terutama saat menjalankan patroli siang hari di tengah terik matahari yang menyengat. Namun inilah sebenarnya ujian yang sesungguhnya, apakah kami masih tetap istiqomah dengan perintah Alloh atau tidak.
Menjelang berakhirnya bulan Ramadan, kami membentuk panitia kecil sebagai Amil Zakat di masjid At Taqwa FPU Indonesia Garuda Camp. Kegiatan ini semata-mata untuk menampung aspirasi rekan-rekan FPU Indonesia yang ingin menyalurkan zakatnya sebagai bentuk konsistensi terhadap perintah Alloh SWT.
Dari zakat fitrah, zakat maal & zakat profesi yang dikumpulkan, ternyata jumlahnya lumayan besar yaitu sekitar 5560 Pound Sudan (22 juta rupiah). Disamping itu panitia zakat juga menampung sumbangan pakaian layak pakai yang akan disalurkan ke masyarakat di IDPs Camp Abou Shouk dan El Salam. Dua nama IDPs Camp ini sehari-harinya merupakan wilayah tanggung jawab FPU Indonesia, sehingga ada baiknya kalau kita juga perlu berbagi kebahagiaan di hari yang fitri ini bersama masyarakat pengungsi.
Sehari menjelang lebaran, tepatnya Sabtu 19 September 2009, sekitar jam 10.00 kami dengan menggunakan 2 truk, 2 pick up patrol dan 1 LC dan 2 mobil dari Sector North CivPol berangkat menuju ke IDPs Camp untuk menyalurkan bantuan zakat dan parcel. Parcel yang kami berikan berupa beras @5kg, 2 kaleng cocktail fruit, 2 kaleng cornet beef dan 1 kaleng sarden ABC yang semuanya berjumlah 276 paket.
Begitu tiba di IDP Camp Abu Shouk, kami langsung menyalurkan paket bantuan beserta zakat tersebut kepada imam Masjid selaku amil zakatnya. Selanjutnya kami menuju ke IDP Camp El Salam untuk menyalurkan paket bantuan beserta zakatnya juga. Alhamdulillah, sambutan masyarakat di pengungsian sangat antusias sekali menerima bantuan zakat dan parcel lebaran dari FPU Indonesia.
Kapan lagi kami bisa berbagi kebahagiaan di hari yang fitri ini kalo tidak sekarang. Acara selesai sekitar jam 11.30 dan kami selanjutnya kembali ke Garuda Camp di Super Camp El Fasher. Memang, kalau dilihat dari jumlahnya, parcel yang kami salurkan ini sangat kurang bila dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang hampir 40 ribu jiwa. Tapi apa yang kami lakukan semata-mata adalah untuk meringankan beban mereka dan untuk berbagi kebahagiaan di hari yang fitri ini. Begitu terdengar suara adzan maghrib, kamipun langsung melaksanakan buka puasa secukupnya sekedar untuk membatalkan puasa, kemudian segera melaksanakan sholat maghrib berjama'ah di masjid At Taqwa.
Begitu imam mengucapkan salam sebagai tanda berakhirnya sholat maghrib, kami langsung mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid bersama-sama. Suasana malam takbiran di masjid At Taqwa ini terasa seperti di Indonesia saja, hanya bedanya di masjid kami ini tidak terdengar suara gurauan anak-anak kami seperti di Indonesia sana.
Gema Takbir hanya berkumandang dari loud speaker masjid kami, karena dalam Super Camp hanya kami FPU Indonesia dan Egypt Engineering Coy yang mayoritas anggotanya muslim, sehingga ada fasilitas masjid sebagai sarana untuk sholat 5 waktu.
Ya, itulah sedikit hal yang membuat hati kami sedih karena kami harus merayakan Idul Fitri tanpa ada anak-anak dan keluarga. Namun kami juga merasa bersyukur, karena kami telah berhasil menyelesaikan kewajiban kami sebagai muslim untuk berpuasa sebulan penuh, walaupun ujiannya harus dilalui dengan penuh kesabaran dan keikhlasan semata-mata karena Alloh SWT. Ya Alloh, terimalah amal ibadah puasa hambamu ini semua dan jadikanlah kami golongan orang-orang yang selalu mentaati perintahmu, amin.
Takbiran berlangsung sampai tengah malam sekitar pukul 00.00 dan terpaksa harus istirahat karena listrik harus dipadamkan. Perlu diketahui bahwa sumber listrik yang dipakai di Garuda Camp adalah dari generator kapasitas 70 KVA sebanyak 4 buah, untuk perawatan ruitn maka generator harus dimatikan saat tengah malam sampai subuh, kecuali generator untuk penerangan penjagaan dan gerbang depan saja.
Esok paginya selesai sholat subuh, kami mengangkut karpet dan tikar ke lapangan apel untuk pelaksanaan sholat Id. Sejak semalam lapangan apel sudah disulap menjadi tempat sholat, sound system sudah diseting oleh Tim 11 (Komlek) supaya esok paginya siap untuk dipakai sholat Id. Sholat Id dimulai pukul 08.00 dan dihadiri oleh seluruh anggota FPU Indonesia yang beragama Islam dan beberapa rekan muslim dari negara lain, seperti Bangladesh, Mesir dan Siera Leon.
Setelah sholat Id selesai, maka kamipun melakukan tradisi saling bersalaman untuk saling meminta ma'af satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan makan pagi bersama dengan menu andalan opor ayam dan lontong ditambah kerupuk udang. Suasana benar-benar terasa seperti di Indonesia, walaupun sebenarnya kami tinggal di tengah gurun pasir, karena memang kami semua tinggal di satu camp, sehingga setiap hari bisa bergaul dengan kawan sendiri dari Indonesia. Nuansa Idul Fitri di kota El Fasher hampir sama dengan di Indonesia. Kalo di Indonesia banyak sekali kita jumpai tradisi saling mengunjungi dan semua selalu menggunakan baju baru, maka tradisi inipun juga terjadi di kota El Fasher Darfur ini. Seluruh pertokoan mayoritas tutup dan masyarakat saling mengunjungi ke sanak saudaranya dan teman-teman dekatnya.
Disamping itu tradisi menggunakan baju barupun juga terjadi seperti di Indonesia. Anak-anak, pemuda-pemudi, orang dewasa dan para orang tua semua pakai baju baru. Hal ini sangat kontras sekali dibandingkan dengan hari-hari sebelum Ramadan dan Idul Fitri. Namun suasana ini agak berbeda dengan yang ada di kamp-kamp pengungsian (IDPs Camp). Kondisi susah akibat konflik bersaudara telah menjadikan mereka para pengungsi ini mengalami kemiskinan.
Sebelum terjadinya konflik perang saudara, mayoritas mereka telah hidup mapan, namun setelah pecah perang saudara di wilayah Darfur, akhirnya banyak yang menjadi pengungsi akibat pertikaian para pihak yang bersenjata.
Dengan ini saya mengucapkan "Taqoballohu minna wa minkum, taqobal yaa kariim, minal aidin wal faidzin, mohon ma'af lahir batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H.
Salam dari El Fasher-North Darfur-Sudan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan Komisi III DPR RI ke Sudan

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Security Certification Program Course 96 Nairobi, Kenya