Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sebasa Polri 2010 Gel. I

Pendidikan Pengembangan Spesialis Bahasa di Sekolah Bahasa (Sebasa) Polri telah dibuka sejak Senin 18 Januari 2010 lalu dengan Irup Ka Sebasa Polri sendiri Kombes Pol. Drs. Moh. Safe'i, S.H. Acara ini hanya dihadiri oleh staf Sebasa Polri dan seluruh calon siswa dari empat kelas bahasa : Inggris, Perancis, Mandarin dan Arab serta instruktur bahasa Mandarin non organik dan Native Speaker Bahasa Inggris (Ms. Maura Phelan). Dari rencana program yang diajukan sejumlah 30 siswa per kelas bahasa, ternyata sampai hari pembukaan pendidikan berlangsung hanya dihadiri oleh sekitar 42.5 % ( 51 orang siswa) terdiri dari : Bahasa Inggris 13 orang, Bahasa Perancis 12 orang, Bahasa Mandarin 13 Arab dan Bahasa Arab 13 orang.

Hal ini disebabkan oleh terlambatnya TR pendaftaran peserta sehingga banyak yang tidak mengetahuinya. Bayangkan aja, rencana pembukaan pendidikan tanggal 18 Januari 2010, tapi ternyata bagian seleksi pendidikan SDM Polri baru mengeluarkan TR pendaftaran pada tanggal 15 Januari 2010. Akibatnya sudah bisa diduga, akhirnya kuota 30 siswa per kelas bahasa pasti tidak bisa terpenuhi saat pembukaan pendidikan nanti tanggal 18 Januari 2010. Dan ternyata betul, dari kuota 120 siswa yang diharapkan hadir, hanya 51 orang (42.5%) yang datang. Hal ini sebetulnya sangat disayangkan, karena bukan hanya kali ini saja pembukaan pendidikan hanya dihadiri oleh kurang dari 50% peserta. Di awal 2007 lalu juga demikian, sehingga Sebasa terpaksa meminta penundaan pendidikan sampai sekitar 2 minggu berikutnya agar pesertanya bisa memenuhi jumlah kuota yang diprogramkan.

Nampaknya, pendidikan spesialis bahasa asing ini kurang diminati oleh sebagian anggota Polri, karena mungkin bahasa asing dianggap momok yang harus dihindari dan dijauhi. Sungguh sangat ironis sekali bila dibandingkan dengan minat anggota Polri untuk mengikuti pendidikan kejuruan Lalu Lintas/Reserse/Intelijen atau yang lainnya. "Padahal di era globalisasi ini, yang dinamakan buta huruf itu bukannya tidak bisa baca tulis, tapi tidak bisa berbahasa asing dan tidak bisa mengoperasionalkan komputer itulah yang dinamakan buta huruf", demikian kata sambutan dari Ka Sebasa Polri selaku Irup dalam amanatnya.

Sebenarnya mengikuti pendidikan bahasa asing di Sekolah Bahasa Polri ini sangat nyaman sekali. Di Sebasa terdapat fasilitas pendidikan yang terdiri : kelas dilengkapi audio visual (TV, LCD Projector, Komputer, CCTV), ruangan ber-AC, laboratorium bahasa yang canggih dan nyaman, barak yang cukup nyaman serta fasilitas lainnya. Disamping itu, dengan belajar di Sekolah Bahasa Polri, maka akan mendapat tambahan ilmu berharga karena mendapat kesempatan untuk belajar kepada para Native Speaker dari masing-masing bahasa asing. Tetapi nampaknya ini semua kurang bisa menarik minat bagi anggota Polri sendiri untuk mengembangkan kemampuannya berbahasa asing. Padahal untuk bisa mengikuti pendidikan atau penugasan ke luar negeri maka harus memiliki kemampuan berbahasa asing yang di atas rata-rata. Masih banyak penugasan-penugasan ke luar negeri yang menunggu kehadiran Polri antara lain: misi perdamaian PBB, menjadi SLO/LO Polri, Tugas Belajar di COESPU Italy dan lain-lain termasuk beasiswa belajar ke luar negeri. Sebasa Polripun telah banyak menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas di China, Amerika, CCF (Centre Culturel Français), ICITAP, AFP, UNIC, dll. Semua itu adalah untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar yang ada di Sebasa Polri. Alangkah sayangnya bila peluang besar ini tidak bisa diraih oleh Polri secara maksimal hanya karena SDM yang dimiliki Polri sangat terbatas.