Travelling ke Port Sudan urusin kontainer DGs & LC
Akhirnya kami berdua diantar dengan mobil oleh petugas MovCon ke dalam bandara dan betapa terkejutnya kami berdua begitu melihat sesosok pesawat kargo yang besar sekali tepat berada di depan kami ketika kami diturunkan. Dalam hati kami bertanya, mungkinkan kami akan berangkat dengan menggunakan pesawat kargo sebesar ini? Tak lama kemudian kami bertemu dengan petugas dari MovCon UNAMID Mr. Rocky dari Australia. Setelah saya tanyakan ke dia, ternyata memang betul bahwa kami berdua akan diangkut ke Port Sudan dengan pesawat kargo ini, tapi kami harus tunggu dulu sampai selesai menurunkan kontainer dari dalam pesawat. Penerbangan dari El Fasher ke Port Sudan ditempuh dalam waktu 2 jam 15 menit dengan menggunakan pesawat kargo ILLUSHIN yang diawaki oleh 6 orang kru berkebangsaan Ukraina. Pesawat ini adalah pesawat buatan Rusia, namun sudah dibeli oleh pengusaha Sudan dan digunakan sebagai pesawat kargo dengan nama “BADR” artinya “Terang Bulan”.
Esok paginya sekitar jam 09.00 kami dijemput di hotel oleh drivernya Pak Julio, namun teman saya IPTU Sony mengira bahwa driver tersebut adalah Pak Julio sendiri, sehingga begitu ketemu dia langsung menyapa pakai bahasa Indonesia dan akhirnya membuat driver tersebut bingung sendiri karena dia ternyata orang lokal Sudan yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Si driver sempat bilang, “no…no…speak English please….I am not Julio that speaks the same language with you ”, namun hal ini tidak disadari oleh IPTU Sony, akhirnya untuk mencairkan suasana saya langsung ucapkan salam “Assalamu’alaikum shodiq, kaifal hal? Tamam?” dan dia langsung jawab “Alhamdulillah Tama” dan akhirnya saya lanjutkan percakapan dalam bahasa Inggris dengan dia. Setelah itulah IPTU Sony baru sadar bahwa driver tersebut bukan Pak Julio yang semalam ditilpunnya, inilah akibatnya kalau kenal orang hanya lewat suara tilpun dan tidak pernah tahu rupanya. Selama dalam perjalanan ke kantor MovCon UNMIS Port Sudan saya mencoba mengasah kemampuan bahasa Arab yang pernah saya pelajari dan Alhamdulillah ternyata saya dengan dia bisa nyambung komunikasinya. Rupanya dia sangat senang sekali karena saya bisa berbahasa Arab walaupun tidak mahir betul tapi dia selalu bilang “ghois…ghois” artinya bagus…bagus.
Keesokan harinya, Rabu 19 Nopember 2008 jam 09.00 kami berempat dijemput oleh Mr. Ben Vesser di hotel dan diantar ke gudang MovCon UNMIS untuk melakukan pengecekan kontainer dangerous goods bersama Kapten Mohammad. Selama proses pengecekan ditemukan bahwa detonator granat tajam dikemas jadi satu dengan granat tajamnya. Atas rekomendasi Kapten Mohammad, akhirnya kami bertiga (saya, IPTU Sony dan Briptu Bento) harus membongkar 45 kotak granat tajam untuk memisahkan antara detonator dengan granatnya, untuk mengantisipasi bahaya selama dalam proses pengangkutan ke El Fasher dengan pesawat kargo ILLUSHIN nantinya. Proses pembongkaran berlangsung sampai dengan pukul 12.30 dan selanjutnya kami beristirahat kembali ke hotel untuk makan siang. Selesai makan siang, kami langsung istirahat di kamar hotel dan sekitar pukul 15.30 kami keliling kota Port Sudan dengan jalan kaki untuk mencari gallery Zain. Zain adalah nama salah satu provider modem internet yang bisa dipakai akses internet di Sudan. Sebelum kami berangkat ke Port Sudan, kami banyak mendapat pesanan dari teman-teman FPU Indonesia di El Fasher untuk mencarikan modem Zain untuk akses internet di base camp El fasher. Harap dimaklumi, akses internet di tempat kami (Super Camp) sama sekali tidak ada, sehingga beberapa diantara anggota FPU Indonesia ada yang berusaha sendiri untuk mengakses internet dengan membeli sendiri modem internet. Zain merupakan pilihan yang paling banyak diminati karena aksesnya konstan walaupun agak lambat, disamping itu ada modem dari produk lainnya seperti Sudani, MTN dsb. Namun sayang, setelah kami menemukan gallery Zain, ternyata sudah tutup sejak pukul 16.00, padahal kami baru bisa menemukan tempatnya sekitar jam 16.28. Ya memang bukan rejeki kami sore hari itu, sehingga harus menunggu esok paginya untuk membelikan pesanan teman-teman di barak Super Camp.
Alhamdulillah pada hari Minggu saya bisa membelikan pesanan teman-teman di barak untuk mencarikan moden Zain supaya bisa akses internet di barak. Dan akhirnya 10 (sepuluh) buah modem bisa saya dapatkan dengan harga 350 SDG atau Rp 1150000 per buah. Pada hari yang sama, kami melanjutkan berbelanja kebutuhan onderdil kendaraan, dan alamaaaaakkkkkk.....
belanja dikit aja habis 2500 SDG atau hampir 13juta-an.
Memang biaya hidup di Port Sudan sini mahal sekali, makan di restauran aja sekali makan 50 SDG atau 250ribu rupiah, wah makanya kalau mau makan apa-apa terus ingat berapa krus dalam rupiahnya, pasti mau muntah aja, soale makanan segitu aja kalau di Indonesia 30 ribu sudah puas, ealaaahhhh.....di Port Sudan harganya selangit. Tapi disini banyak produk indofood yang dijual spt kecap, saos sambal, dll. Sebagai perbandingan, 1 botol kecap indofood kecil ukuran 200ml harganya 10 SDG atau 55ribu rupiah, padahal di Indonesia harga paling banter 3 ribu. Memang edan tenan harga di sini di Port Sudan......
Sekian dan Trimakasih
Salam dari Port Sudan
Hidajat/Yat'90
Komentar
selamat ya dah tiba dan bertugas di Darfur....
kami berharap Mas Dayat dan rekan-rekan sehat selalu dalam tugas
teriring salam dan doa dari saya akp b. simorangkir, dan sekedar info saya ditempatkan di Polda Jabar. kalo ada waktu tlg hub saya, via e-Mail, atau HP PBB alias gratis.
samapai jumpa di Indonesia.......